Image and video hosting by TinyPic

Selasa, 25 September 2007

BPK VS MA

Prilaku elite kukuasaan di negeri kita aneh bin ajaib. Bagaimana tidak? dalam suasana bangsa yang sedang dirundung berbagai masalah yang tak kunjung redah, para elite sibuk dengan konflik (cakar-cakaran)antar mereka. Seperti kasus konfliknya BPK dan MA, yang pada akhirnya Presiden harus ikut membantu menyelesaikan persoalan mereka. Sinyelemen yang seperti itu menjadi proses pembelajaran politik yang tidak sehat bagi masyarakat. Masyarakat semakin dibikin bingung dan mungkin jengkel melihat prilaku elite yang semakin childness (kekanak-kanakan.)

Proses pendewasaan seluruh elemen bangsa ternyata bukan pekerjaan mudah. Bahkan elite kekuasaan pun masih ada yang tidak masuk pada katagori dewasa dari sisi wisdom atau sikap kenegarawanan yang mumpuni. Hari gini... elite kekuasaan masih bersikap kekanak-kanakan? Saya kira sudah bukan zamannya lagi. Masyarakat semakin tidak bisa berharap banyak untuk mentauladani para elite penguasa di negeri ini.

Ironisnya, seperti sang elite hukum sekelas MA, tidak berkenan untuk di sentuh (untouchable)oleh lembaga apapun. Seyogyanya, MA lah yang memberikan tauladan yang progresif ke seluruh lapisan sosial di negeri kita ini, terutama di bidang penegakkan hukum. Dan justru bukan terkesan sebagai "negara" dalam Negara", yang sulit untuk diajak kompromi karena meresa paling benar dan berdiri di atas hukum itu sendiri. Saya kira tidak ada lembaga negara apapun bidangnya, sepi dari urusan human error, tidak terkecuali MA atau bahkan BPK sekalipun. Oleh karena itu, idealnya kalau masih menghendaki Indonesia menjadi negeri yang bermartabat dan beradab, semua elemen bangsa ini, dari mulai elite sampai grassroot-nya (rakyat) harus menjunjung tinggi norma-norma yang sudah disepakati bersama. Tanpa ada komitmen yang seperti itu, cita-cita menjadi negara berkeadilan dan berperadaban sepertinya hanya isapan jempol semata. Sejarah banyak membuktikan...

0 komentar:

blogger templates | Make Money Online